Ada atau tanpa kita Palestina akan merdeka. Ayo bergerak bantu. Donasi Kitabisa.com x

Baca Al Qur'an Digital hanya di AppNgaji

Surat An-Nur ayat 61

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

  1. لَّيْسَ عَلَى الْأَعْمَىٰ حَرَجٌ وَلَا عَلَى الْأَعْرَجِ حَرَجٌ وَلَا عَلَى الْمَرِيضِ حَرَجٌ وَلَا عَلَىٰ أَنفُسِكُمْ أَن تَأْكُلُوا مِن بُيُوتِكُمْ أَوْ بُيُوتِ آبَائِكُمْ أَوْ بُيُوتِ أُمَّهَاتِكُمْ أَوْ بُيُوتِ إِخْوَانِكُمْ أَوْ بُيُوتِ أَخَوَاتِكُمْ أَوْ بُيُوتِ أَعْمَامِكُمْ أَوْ بُيُوتِ عَمَّاتِكُمْ أَوْ بُيُوتِ أَخْوَالِكُمْ أَوْ بُيُوتِ خَالَاتِكُمْ أَوْ مَا مَلَكْتُم مَّفَاتِحَهُ أَوْ صَدِيقِكُمْ ۚ لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَأْكُلُوا جَمِيعًا أَوْ أَشْتَاتًا ۚ فَإِذَا دَخَلْتُم بُيُوتًا فَسَلِّمُوا عَلَىٰ أَنفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِّنْ عِندِ اللَّهِ مُبَارَكَةً طَيِّبَةً ۚ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ Laisa 'alal a'maa barajunw wa laa 'alal a'raji barajunw wa laa 'alal mareedi barajun wa laa 'alaa anfusikum an taakuloo mim buyootikum aw buyooti aabaaa'ikum aw buyooti ummahaatikum aw buyooti ikhwaanikum aw buyooti akhawaatikum aw buyooti a'maamikum aw buyooti 'ammaatikum aw buyooti akhwaalikum aw buyooti khaalaatikum aw maa malaktum mafaatihahooo aw sadeeqikum; laisa 'alaikum junaahun an taakuloo jamee'an aw ashtaata; fa izaa dakhaltum buyootan fasallimoo 'alaaa anfusikum tahiyyatam min 'indil laahi mubaarakatan taiyibah; kazaalika yubai yinul laahu lakumul Aayaati la'allakum ta'qiloon Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu, makan (bersama-sama mereka) di rumah kamu atau di rumah bapak-bapakmu, di rumah ibu-ibumu, di rumah saudara-saudaramu yang laki-laki, di rumah saudara-saudaramu yang perempuan, di rumah saudara-saudara bapakmu yang laki-laki, di rumah saudara-saudara bapakmu yang perempuan, di rumah saudara-saudara ibumu yang laki-laki, di rumah saudara-saudara ibumu yang perempuan, (di rumah) yang kamu miliki kuncinya atau (di rumah) kawan-kawanmu. Tidak ada halangan bagi kamu makan bersama-sama mereka atau sendiri-sendiri. Apabila kamu memasuki rumah-rumah hendaklah kamu memberi salam (kepada penghuninya, yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, dengan salam yang penuh berkah dan baik dari sisi Allah. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(-Nya) bagimu, agar kamu mengerti.

Menurut kebiasaan orang Arab semenjak masa Jahiliah mereka tidak merasa keberatan apa-apa meskipun tanpa diundang di rumah kaum kerabat dan kadang-kadang mereka membawa serta famili yang cacat makan bersama-sama. Pada ayat ini telah disusun urutan kaum kerabat itu dimulai dari yang paling dekat, kemudian yang dekat bahkan termasuk pula pemegang kuasa atau harta dan teman-teman akrab, karena tidak jarang seorang teman dibiarkan di rumah kita tanpa diundang atau meminta izin lebih dahulu. Urutan susunan kaum kerabat itu adalah sebagai berikut: 1. Yang paling dekat kepada seseorang ialah anak dan istrinya, tetapi dalam ayat ini tidak ada disebutkan anak dan istri karena cukuplah dengan menyebut di rumah kamu karena biasa seorang tinggal bersama anak dan istrinya. Maka di rumah anak istri tidak perlu ada izin atau ajakan untuk makan lebih dahulu, baru boleh makan. Demikian pula kalau anak itu telah mendirikan rumah tangga sendiri maka bapaknya boleh saja datang ke rumah anaknya untuk makan tanpa undangan atau ajakan, karena rumah anak itu sebenarnya rumah bapaknya juga karena Nabi Muhammad saw pernah bersabda: Engkau sendiri dan harta kekayaanmu adalah milik bapakmu. (Riwayat Ahmad dan Ashabus-Sunan) 2. Ayah. Anak tidaklah perlu meminta izin lebih dahulu kepada bapak untuk makan, karena memang sudah menjadi kewajiban bagi bapak untuk menafkahi anaknya. Bila anak sudah berkeluarga dan berpisah rumah dengan bapaknya tidak juga perlu meminta izin untuk makan meskipun tidak tinggal lagi di rumah bapaknya. 3. Ibu. Kita sudah mengetahui bagaimana kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya. Walaupun anaknya sudah besar dan sudah beranak cucu sekalipun, namun kasih ibu tetap seperti sediakala. Benarlah pepatah yang mengatakan, kasih anak sepanjang penggalah dan kasih ibu sepanjang jalan. Tidaklah menjadi soal baginya bila anaknya makan di rumahnya tanpa ajakan, bahkan dia akan sangat bahagia melihat anaknya bertingkah laku seperti dahulu di kala masih belum dewasa. 4. Saudara laki-laki. Hubungan antara seorang dengan saudaranya adalah hubungan darah yang tidak bisa diputuskan, meskipun terjadi perselisihan dan pertengkaran. Maka sebagai memupuk rasa persaudaraan di dalam hati masing-masing maka janganlah hendaknya hubungan itu dibatasi dengan formalitas etika dan protokol yang berlaku bagi orang lain. Alangkah akrabnya hubungan sesama saudara bila sewaktu-waktu seseorang datang ke rumah saudaranya dan makan bersama di sana. 5. Saudara perempuan hal ini sama dengan makan di rumah saudara laki-laki. 6. Saudara laki-laki ayah (paman). 7. Saudara perempuan ayah (bibi). 8. Saudara laki-laki dari ibu. 9. Saudara perempuan dari ibu. 10. Orang yang diberi kuasa memelihara harta benda seseorang. 11. Teman akrab. Demikianlah Allah menyatakan janganlah seseorang baik yang memiliki maupun tidak memiliki cacat tubuh merasa keberatan untuk makan di rumah kaum kerabatnya selama kaum kerabatnya itu benar-benar tidak merasa keberatan atas hal itu, karena hubungan kerabat harus dipupuk dan disuburkan. Sedang hubungan dengan orang lain seperti dengan tetangga baik yang dekat maupun yang jauh harus dijaga sebaik-baiknya, apalagi hubungan dengan kaum kerabat. Meskipun demikian seseorang janganlah berbuat semaunya terhadap kaum kerabatnya apalagi bila kaum kerabatnya itu sedang kesulitan dalam rumah tangganya dan hidup serba kekurangan kemudian karena kita ada hubungan kerabat beramai-ramai makan di rumahnya. Rasa tenggang menenggang dan rasa bantu membantu haruslah dibina sebaik-baiknya. Bila kita melihat salah seorang kerabat dalam kekurangan hendaklah kaum kerabatnya bergotong royong menolong dan membantunya. Lalu Allah menerangkan lagi tidak mengapa seorang makan bersama-sama atau sendiri-sendiri. Diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas, adh-ahhaq dan Qatadah bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Bani Lais bin Amr bin Kinanah, mereka merasa keberatan sekali makan sendiri-sendiri. Pernah terjadi seseorang di antara mereka tidak makan sepanjang hari karena tidak ada tamu yang akan makan bersama dia. Selama belum ada orang yang akan menemaninya makan dia tidak mau makan. Kadang-kadang ada pula di antara mereka yang sudah tersedia makanan di hadapannya tetapi dia tidak mau menyentuh makanan itu sampai sore hari. Ada pula di antara mereka yang tidak mau meminum susu untanya padahal untanya sedang banyak air susunya karena tidak ada tamu yang akan minum bersama dia. Barulah apabila hari sudah malam dan tidak juga ada tamu dia mau makan sendirian. Hatim Ath-th±i seorang yang paling terkenal sangat pemurah mengucapkan satu bait syair kepada istrinya: Apabila engkau memasak makanan, maka carilah orang yang akan memakannya bersamaku, karena aku tidak akan memakan makanan itu sendirian. Maka untuk menghilangkan kebiasaan yang mungkin tampaknya baik karena menunjukkan sifat pemurah pada seseorang, tetapi kadang-kadang tidak sesuai dengan keadaan semua orang, Allah menerangkan bahwa seseorang boleh makan bersama dan boleh makan sendirian. Janganlah seseorang memberatkan dirinya dengan kebiasaan makan bersama tamu, lalu karena tidak ada tamu dia tidak mau makan. Kemudian Allah menyerukan kepada setiap orang mukmin agar apabila dia masuk ke rumah salah seorang dari kaum kerabatnya, hendaklah dia mengucapkan salam lebih dahulu kepada seisi rumah itu, yaitu salam yang ditetapkan oleh Allah, salam yang penuh berkat dan kebaikan yaitu, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Dengan demikian karib kerabat yang ada di rumah itu akan senang dan gembira dan menerimanya dengan hati terbuka. Al-Hafiz, Abu Bakar al-Bazzar meriwayatkan bahwa Anas berkata: Rasulullah mengajarkan kepadaku lima hal. Rasulullah bersabda, Hai Anas! Berwudulah dengan sempurna tentu umurmu akan bertambah, beri salamlah kepada siapa yang kamu temui di antara umatku, tentu kebaikanmu akan bertambah banyak, apabila engkau memasuki rumahmu, ucapkanlah salam kepada keluargamu; tentu rumahmu itu akan penuh dengan berkah, kerjakanlah salat duha karena salat duha itu adalah salat orang-orang saleh di masa dahulu. Hai Anas sayangilah anak-anak dan hormatilah orang tua, niscaya engkau akan termasuk teman-temanku pada hari Kiamat nanti. Demikianlah Allah menerangkan ayat-Nya sebagai petunjuk bagi hamba-Nya, bukan saja petunjuk mengenai hal-hal yang besar, melainkan juga petunjuk mengenai hal-hal yang kecil. Semoga dengan mengamalkan petunjuk itu kita dapat memikirkan bagaimana baik dan berharganya petunjuk itu.

comments powered by Disqus

Daftar Surat Al-Quran

  1. Al-Fatihah (Pembukaan) 7 ayat
  2. Al-Baqarah (Sapi) 286 ayat
  3. Ali 'Imran (Keluarga Imran) 200 ayat
  4. An-Nisa' (Wanita) 176 ayat
  5. Al-Ma'idah (Hidangan) 120 ayat
  6. Al-An'am (Binatang Ternak) 165 ayat
  7. Al-A'raf (Tempat Tertinggi) 206 ayat
  8. Al-Anfal (Rampasan Perang) 75 ayat
  9. At-Taubah (Pengampunan) 129 ayat
  10. Yunus (Yunus) 109 ayat
  11. Hud (Hud) 123 ayat
  12. Yusuf (Yusuf) 111 ayat
  13. Ar-Ra'd (Guruh) 43 ayat
  14. Ibrahim (Ibrahim) 52 ayat
  15. Al-Hijr (Hijr) 99 ayat
  16. An-Nahl (Lebah) 128 ayat
  17. Al-Isra' (Memperjalankan Malam Hari) 111 ayat
  18. Al-Kahf (Goa) 110 ayat
  19. Maryam (Maryam) 98 ayat
  20. Taha (Taha) 135 ayat
  21. Al-Anbiya' (Para Nabi) 112 ayat
  22. Al-Hajj (Haji) 78 ayat
  23. Al-Mu'minun (Orang-Orang Mukmin) 118 ayat
  24. Al-Furqan (Pembeda) 77 ayat
  25. Asy-Syu'ara' (Para Penyair) 227 ayat
  26. An-Naml (Semut-semut) 93 ayat
  27. Al-Qasas (Kisah-Kisah) 88 ayat
  28. Al-'Ankabut (Laba-Laba) 69 ayat
  29. Ar-Rum (Romawi) 60 ayat
  30. Luqman (Luqman) 34 ayat
  31. As-Sajdah (Sajdah) 30 ayat
  32. Al-Ahzab (Golongan Yang Bersekutu) 73 ayat
  33. Saba' (Saba') 54 ayat
  34. Fatir (Maha Pencipta) 45 ayat
  35. Yasin (Yasin) 83 ayat
  36. As-Saffat (Barisan-Barisan) 182 ayat
  37. Sad (Sad) 88 ayat
  38. Az-Zumar (Rombongan) 75 ayat
  39. Gafir (Maha Pengampun) 85 ayat
  40. Fussilat (Yang Dijelaskan) 54 ayat
  41. Asy-Syura (Musyawarah) 53 ayat
  42. Az-Zukhruf (Perhiasan) 89 ayat
  43. Ad-Dukhan (Kabut) 59 ayat
  44. Al-Jasiyah (Berlutut) 37 ayat
  45. Al-Ahqaf (Bukit Pasir) 35 ayat
  46. Muhammad (Muhammad) 38 ayat
  47. Al-Fath (Kemenangan) 29 ayat
  48. Al-Hujurat (Kamar-Kamar) 18 ayat
  49. Qaf (Qaf) 45 ayat
  50. Az-Zariyat (Angin yang Menerbangkan) 60 ayat
  51. At-Tur (Bukit Tursina) 49 ayat
  52. An-Najm (Bintang) 62 ayat
  53. Al-Qamar (Bulan) 55 ayat
  54. Ar-Rahman (Maha Pengasih) 78 ayat
  55. Al-Waqi'ah (Hari Kiamat) 96 ayat
  56. Al-Hadid (Besi) 29 ayat
  57. Al-Mujadalah (Gugatan) 22 ayat
  58. Al-Hasyr (Pengusiran) 24 ayat
  59. Al-Mumtahanah (Wanita Yang Diuji) 13 ayat
  60. As-Saff (Barisan) 14 ayat
  61. Al-Jumu'ah (Jumat) 11 ayat
  62. Al-Munafiqun (Orang-Orang Munafik) 11 ayat
  63. At-Tagabun (Pengungkapan Kesalahan) 18 ayat
  64. At-Talaq (Talak) 12 ayat
  65. At-Tahrim (Pengharaman) 12 ayat
  66. Al-Mulk (Kerajaan) 30 ayat
  67. Al-Qalam (Pena) 52 ayat
  68. Al-Haqqah (Hari Kiamat) 52 ayat
  69. Al-Ma'arij (Tempat Naik) 44 ayat
  70. Nuh (Nuh) 28 ayat
  71. Al-Jinn (Jin) 28 ayat
  72. Al-Muzzammil (Orang Yang Berselimut) 20 ayat
  73. Al-Muddassir (Orang Yang Berkemul) 56 ayat
  74. Al-Qiyamah (Hari Kiamat) 40 ayat
  75. Al-Insan (Manusia) 31 ayat
  76. Al-Mursalat (Malaikat Yang Diutus) 50 ayat
  77. An-Naba' (Berita Besar) 40 ayat
  78. An-Nazi'at (Malaikat Yang Mencabut) 46 ayat
  79. 'Abasa (Bermuka Masam) 42 ayat
  80. At-Takwir (Penggulungan) 29 ayat
  81. Al-Infitar (Terbelah) 19 ayat
  82. Al-Mutaffifin (Orang-Orang Curang) 36 ayat
  83. Al-Insyiqaq (Terbelah) 25 ayat
  84. Al-Buruj (Gugusan Bintang) 22 ayat
  85. At-Tariq (Yang Datang Di Malam Hari) 17 ayat
  86. Al-A'la (Maha Tinggi) 19 ayat
  87. Al-Gasyiyah (Hari Kiamat) 26 ayat
  88. Al-Fajr (Fajar) 30 ayat
  89. Al-Balad (Negeri) 20 ayat
  90. Asy-Syams (Matahari) 15 ayat
  91. Al-Lail (Malam) 21 ayat
  92. Ad-Duha (Duha) 11 ayat
  93. Asy-Syarh (Lapang) 8 ayat
  94. At-Tin (Buah Tin) 8 ayat
  95. Al-'Alaq (Segumpal Darah) 19 ayat
  96. Al-Qadr (Kemuliaan) 5 ayat
  97. Al-Bayyinah (Bukti Nyata) 8 ayat
  98. Az-Zalzalah (Guncangan) 8 ayat
  99. Al-'Adiyat (Kuda Yang Berlari Kencang) 11 ayat
  100. Al-Qari'ah (Hari Kiamat) 11 ayat
  101. At-Takasur (Bermegah-Megahan) 8 ayat
  102. Al-'Asr (Asar) 3 ayat
  103. Al-Humazah (Pengumpat) 9 ayat
  104. Al-Fil (Gajah) 5 ayat
  105. Quraisy (Quraisy) 4 ayat
  106. Al-Ma'un (Barang Yang Berguna) 7 ayat
  107. Al-Kausar (Pemberian Yang Banyak) 3 ayat
  108. Al-Kafirun (Orang-Orang kafir) 6 ayat
  109. An-Nasr (Pertolongan) 3 ayat
  110. Al-Lahab (Api Yang Bergejolak) 5 ayat
  111. Al-Ikhlas (Ikhlas) 4 ayat
  112. Al-Falaq (Subuh) 5 ayat
  113. An-Nas (Manusia) 6 ayat

Daftar Juz dalam Al-Quran

  1. Juz ke-1
  2. Juz ke-2
  3. Juz ke-3
  4. Juz ke-4
  5. Juz ke-5
  6. Juz ke-6
  7. Juz ke-7
  8. Juz ke-8
  9. Juz ke-9
  10. Juz ke-10
  11. Juz ke-11
  12. Juz ke-12
  13. Juz ke-13
  14. Juz ke-14
  15. Juz ke-15
  16. Juz ke-16
  17. Juz ke-17
  18. Juz ke-19
  19. Juz ke-20
  20. Juz ke-21
  21. Juz ke-22
  22. Juz ke-23
  23. Juz ke-24
  24. Juz ke-25
  25. Juz ke-26
  26. Juz ke-27
  27. Juz ke-28
  28. Juz ke-29
  29. Juz ke-30
🔝