Ada atau tanpa kita Palestina akan merdeka. Ayo bergerak bantu. Donasi Kitabisa.com x

Baca Al Qur'an Digital hanya di AppNgaji

Surat An-Nahl ayat 90

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

  1. ۞ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ Innal laaha yaamaru bil 'adli wal ihsaani wa eetaaa'i zil qurbaa wa yanhaa 'anil fahshaaa'i wal munkari walbagh-i' ya'izukum la'allakum tazakkkaroon Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

Allah swt memerintahkan kaum Muslimin untuk berbuat adil dalam semua aspek kehidupan serta melaksanakan perintah Al-Qur'an, dan berbuat ihsan (keutamaan). Adil berarti mewujudkan kesamaan dan keseimbangan di antara hak dan kewajiban. Hak asasi tidak boleh dikurangi disebabkan adanya kewajiban. Ayat ini termasuk ayat yang sangat luas dalam pengertiannya. Ibnu Mas'ud berkata: Dan ayat paling luas lingkupnya dalam Al-Qur'an tentang kebaikan dan kejahatan ialah ayat dalam Surah An-Nahl (yang artinya): Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan. (Riwayat Bukhari dari Ibnu Masud dalam kitab al-Adab al-Mufrad) Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ikrimah bahwa Nabi Muhammad saw membacakan ayat ini kepada al-Walid. Ulang kembali hai saudaraku, kata al-Walid, maka Rasul saw mengulang kembali membaca ayat itu. Lalu al-Walid berkata, Demi Allah sungguh Al-Qur'an ini memiliki kelezatan dan keindahan, di atasnya berbuah, di bawahnya berakar, dan bukanlah dia kata-kata manusia. Imam Ahmad meriwayatkan bahwa ada seorang sahabat yang semula kurang senang kepada Rasul saw. Sewaktu dibacakan kepadanya ayat ini oleh Rasul saw, maka iman dalam jiwanya menjadi teguh dan dia menjadi sayang kepada Nabi saw. Pada ayat ini disebutkan tiga perintah dan tiga larangan. Tiga perintah itu ialah berlaku adil, berbuat kebajikan (ihsan), dan berbuat baik kepada kerabat. Sedangkan tiga larangan itu ialah berbuat keji, mungkar, dan permusuhan. Kezaliman lawan dari keadilan, sehingga wajib dijauhi. Hak setiap orang harus diberikan sebagaimana mestinya. Kebahagiaan barulah dirasakan oleh manusia bilamana hak-hak mereka dijamin dalam masyarakat, hak setiap orang dihargai, dan golongan yang kuat mengayomi yang lemah. Penyimpangan dari keadilan adalah penyimpangan dari sunnah Allah dalam menciptakan alam ini. Hal ini tentulah akan menimbulkan kekacauan dan kegoncangan dalam masyarakat, seperti putusnya hubungan cinta kasih sesama manusia, serta tertanamnya rasa dendam, kebencian, iri, dengki, dan sebagainya dalam hati manusia. Semua yang disebutkan itu akan menimbulkan permusuhan yang menyebabkan kehancuran. Oleh karena itu, agama Islam menegakkan dasar-dasar keadilan untuk memelihara kelangsungan hidup masyarakat. Dalam Al-Qur'an banyak ditemukan ayat-ayat yang turun di Mekah maupun di Medinah, yang memerintahkan manusia berbuat adil dan melarang kezaliman. Di antaranya adalah: Firman Allah swt: Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan. (al-Ma'idah/5: 8) Allah swt menetapkan keadilan sebagai landasan umum bagi kehidupan masyarakat untuk setiap bangsa di segala zaman. Keadilan merupakan tujuan dari pengutusan rasul-rasul ke dunia serta tujuan dari syariat dan hukum yang diturunkan kepada mereka. Firman Allah swt: Sungguh, Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-bukti yang nyata dan Kami turunkan bersama mereka kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat berlaku adil. Dan Kami menciptakan besi yang mempunyai kekuatan hebat dan banyak manfaat bagi manusia, dan agar Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya walaupun (Allah) tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat, Mahaperkasa. (al-hadid/57: 25) Menurut Mahmud Syaltut, Allah swt menyebutkan besi dalam rangkaian pembinaan keadilan, mengandung isyarat yang kuat dan jelas bahwa pembinaan dan pelaksanaan keadilan adalah ketentuan Ilahi yang wajib dikerjakan. Para pelaksananya dapat mempergunakan kekuatan yang dibenarkan Tuhan, seperti dengan peralatan besi (senjata) yang punya daya kekuatan yang dahsyat. Adapun macam-macam keadilan yang dikemukakan oleh Islam antara lain sebagai berikut: Pertama: Keadilan dalam Kepercayaan Menurut Al-Qur'an kepercayaan syirik itu suatu kezaliman. Sebagaimana firman Allah swt: Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. (Luqman/31: 13) Mengesakan Tuhan adalah suatu keadilan, sebab hanya Dialah yang menjadi sumber hidup dan kehidupan. Dia memberi nikmat lahir dan batin. Segala ibadah, syukur, dan pujian hanya untuk Allah swt. Mengarahkan ibadah dan pujian kepada selain Allah adalah perbuatan yang tidak adil atau suatu kezaliman. Hak manusia mendapatkan rahmat dan nikmat dari Allah, karena itu manusia berkewajiban mengesakan Allah dalam itikad dan ibadah. Kedua: Keadilan dalam Rumah Tangga Rumah tangga merupakan bagian dari masyarakat. Bilamana rumah tangga sejahtera, masyarakat pun akan sejahtera dan negara akan kuat. Dari rumah tangga yang baik lahir individu-individu yang baik pula. Oleh karena itu, Islam menetapkan peraturan-peraturan dalam pembinaan rumah tangga yang cukup luwes dan sempurna. Keadilan tidak hanya mendasari ketentuan-ketentuan formal yang menyangkut hak dan kewajiban suami istri, tetapi juga keadilan mendasari hubungan kasih sayang dengan istri. Ketiga: Keadilan dalam Perjanjian Dalam memenuhi kebutuhan hidup, setiap orang ataupun bangsa pasti memerlukan bantuan orang lain. Tolong-menolong dan bantu-membantu sesama manusia dalam usaha mencapai kebutuhan masing-masing merupakan ciri kehidupan kemanusiaan. Agama Islam memberikan tuntunan dalam menyelenggarakan hidup tolong-menolong itu. Umpamanya dalam soal muamalah, seperti utang piutang, jual beli, sewa menyewa, dan sebagainya, dengan suatu perjanjian, Islam memerintahkan agar perjanjian itu ditulis. Firman Allah swt: Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. ¦ Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah, lebih dapat menguatkan kesaksian, dan lebih mendekatkan kamu kepada ketidakraguan¦. (al-Baqarah/2: 282) Pada persaksian yang banyak terjadi dalam perjanjian-perjanjian, Islam menetapkan pula adanya keadilan. Keadilan dalam persaksian ialah melaksanakannya secara jujur isi kesaksian itu tanpa penyelewengan dan pemalsuan. Firman Allah swt: ¦Dan janganlah kamu menyembunyikan kesaksian, karena barang siapa menyembunyikannya, sungguh, hatinya kotor (berdosa)¦. (al-Baqarah/2: 283) Firman Allah swt: Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu¦. (an-Nisa'/4: 135) Keempat : Keadilan dalam Hukum Dalam Islam semua manusia sama di hadapan Tuhan, tidak ada perbedaan orang kulit putih dan kulit hitam, antara anak raja dengan anak rakyat, semua sama dalam perlakuan hukum. Melaksanakan keadilan hukum dipandang oleh Islam sebagai melaksanakan amanat. Firman Allah swt: Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil¦. (an-Nisa'/4: 58) Hadis Nabi saw: Sesungguhnya kehancuran umat sebelummu karena jika orang terpandang yang mencuri mereka tidak menghukumnya, namun jika orang lemah yang mencuri, mereka menghukumnya. Demi Allah, sekiranya Fatimah binti Muhammad mencuri, pasti kupotong tangannya. (Riwayat Muslim) Di samping berlaku adil, Allah swt memerintahkan pula berbuat ihsan seperti membalas kebaikan orang lain dengan kebaikan yang lebih baik/besar atau memaafkan orang lain. Firman Allah: Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (peng-hormatan itu, yang sepadan) dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu. (an-Nisa'/4: 86) Al-Ihsan terbagi dalam tiga kategori: 1.Al-Ihsan dalam ibadah: engkau beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya. Jika tidak melihat-Nya, sesungguhnya Allah melihatmu. Hadis Nabi Muhammad saw: Ihsan itu ialah kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, apabila kamu tidak melihat-Nya, Dia pasti melihatmu. (Riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah) 2.Al-Ihsan dalam balasan dan sanksi dengan seimbang, dan menyempurna-kan hak dalam pembunuhan dan luka dengan qisas. 3.Al-Ihsan dalam menepati hak atau hutang dengan membayarnya tanpa mengulur waktu, atau disertai tambahan yang tidak bersyarat. Tingkat al-ihsan yang tertinggi ialah berbuat kebaikan terhadap orang yang bersalah. Diriwayatkan bahwa Isa a.s. pernah berkata, Sesungguhnya al-ihsan itu ialah kamu berbuat baik kepada orang yang bersalah terhadapmu. Bukanlah al-ihsan bila kamu berbuat baik kepada orang yang telah berbuat baik kepadamu. Allah swt memerintahkan pula dalam ayat ini untuk memberikan sedekah kepada kerabat untuk kebutuhan mereka. Bersedekah kepada kerabat sebenarnya sudah termasuk dalam pengakuan berbuat adil dan al-ihsan. Namun disebutkan secara khusus untuk memberikan pengertian bahwa urusan memberikan bantuan kepada kerabat hendaklah diperhatikan dan diutamakan. Sesudah menerangkan ketiga perkara yang diperintahkan kepada umat manusia, Allah swt meneruskan dengan menerangkan tiga perkara lagi yang harus ditinggalkan. Pertama:Melarang berbuat keji (fahisyah), yaitu perbuatan-perbuatan yang didasarkan pada pemuasan hawa nafsu seperti zina, minuman-minuman yang memabukkan, dan mencuri. Kedua:Melarang berbuat mungkar yaitu perbuatan yang buruk yang berlawanan dengan pikiran yang waras, seperti membunuh dan merampok hak orang lain. Ketiga:Melarang permusuhan yang sewenang-wenang terhadap orang lain. Demikianlah dalam ayat ini, Allah swt memerintahkan tiga perkara yang harus dikerjakan, yaitu berbuat adil, al-ihsan, dan mempererat persaudaraan. Allah juga melarang tiga perkara, yaitu berbuat keji, mungkar, dan permusuhan. Semua itu merupakan pengajaran kepada manusia yang akan membawa mereka kepada kebahagiaan dunia dan akhirat, maka sewajarnya mereka mengamalkannya.

comments powered by Disqus

Daftar Surat Al-Quran

  1. Al-Fatihah (Pembukaan) 7 ayat
  2. Al-Baqarah (Sapi) 286 ayat
  3. Ali 'Imran (Keluarga Imran) 200 ayat
  4. An-Nisa' (Wanita) 176 ayat
  5. Al-Ma'idah (Hidangan) 120 ayat
  6. Al-An'am (Binatang Ternak) 165 ayat
  7. Al-A'raf (Tempat Tertinggi) 206 ayat
  8. Al-Anfal (Rampasan Perang) 75 ayat
  9. At-Taubah (Pengampunan) 129 ayat
  10. Yunus (Yunus) 109 ayat
  11. Hud (Hud) 123 ayat
  12. Yusuf (Yusuf) 111 ayat
  13. Ar-Ra'd (Guruh) 43 ayat
  14. Ibrahim (Ibrahim) 52 ayat
  15. Al-Hijr (Hijr) 99 ayat
  16. Al-Isra' (Memperjalankan Malam Hari) 111 ayat
  17. Al-Kahf (Goa) 110 ayat
  18. Maryam (Maryam) 98 ayat
  19. Taha (Taha) 135 ayat
  20. Al-Anbiya' (Para Nabi) 112 ayat
  21. Al-Hajj (Haji) 78 ayat
  22. Al-Mu'minun (Orang-Orang Mukmin) 118 ayat
  23. An-Nur (Cahaya) 64 ayat
  24. Al-Furqan (Pembeda) 77 ayat
  25. Asy-Syu'ara' (Para Penyair) 227 ayat
  26. An-Naml (Semut-semut) 93 ayat
  27. Al-Qasas (Kisah-Kisah) 88 ayat
  28. Al-'Ankabut (Laba-Laba) 69 ayat
  29. Ar-Rum (Romawi) 60 ayat
  30. Luqman (Luqman) 34 ayat
  31. As-Sajdah (Sajdah) 30 ayat
  32. Al-Ahzab (Golongan Yang Bersekutu) 73 ayat
  33. Saba' (Saba') 54 ayat
  34. Fatir (Maha Pencipta) 45 ayat
  35. Yasin (Yasin) 83 ayat
  36. As-Saffat (Barisan-Barisan) 182 ayat
  37. Sad (Sad) 88 ayat
  38. Az-Zumar (Rombongan) 75 ayat
  39. Gafir (Maha Pengampun) 85 ayat
  40. Fussilat (Yang Dijelaskan) 54 ayat
  41. Asy-Syura (Musyawarah) 53 ayat
  42. Az-Zukhruf (Perhiasan) 89 ayat
  43. Ad-Dukhan (Kabut) 59 ayat
  44. Al-Jasiyah (Berlutut) 37 ayat
  45. Al-Ahqaf (Bukit Pasir) 35 ayat
  46. Muhammad (Muhammad) 38 ayat
  47. Al-Fath (Kemenangan) 29 ayat
  48. Al-Hujurat (Kamar-Kamar) 18 ayat
  49. Qaf (Qaf) 45 ayat
  50. Az-Zariyat (Angin yang Menerbangkan) 60 ayat
  51. At-Tur (Bukit Tursina) 49 ayat
  52. An-Najm (Bintang) 62 ayat
  53. Al-Qamar (Bulan) 55 ayat
  54. Ar-Rahman (Maha Pengasih) 78 ayat
  55. Al-Waqi'ah (Hari Kiamat) 96 ayat
  56. Al-Hadid (Besi) 29 ayat
  57. Al-Mujadalah (Gugatan) 22 ayat
  58. Al-Hasyr (Pengusiran) 24 ayat
  59. Al-Mumtahanah (Wanita Yang Diuji) 13 ayat
  60. As-Saff (Barisan) 14 ayat
  61. Al-Jumu'ah (Jumat) 11 ayat
  62. Al-Munafiqun (Orang-Orang Munafik) 11 ayat
  63. At-Tagabun (Pengungkapan Kesalahan) 18 ayat
  64. At-Talaq (Talak) 12 ayat
  65. At-Tahrim (Pengharaman) 12 ayat
  66. Al-Mulk (Kerajaan) 30 ayat
  67. Al-Qalam (Pena) 52 ayat
  68. Al-Haqqah (Hari Kiamat) 52 ayat
  69. Al-Ma'arij (Tempat Naik) 44 ayat
  70. Nuh (Nuh) 28 ayat
  71. Al-Jinn (Jin) 28 ayat
  72. Al-Muzzammil (Orang Yang Berselimut) 20 ayat
  73. Al-Muddassir (Orang Yang Berkemul) 56 ayat
  74. Al-Qiyamah (Hari Kiamat) 40 ayat
  75. Al-Insan (Manusia) 31 ayat
  76. Al-Mursalat (Malaikat Yang Diutus) 50 ayat
  77. An-Naba' (Berita Besar) 40 ayat
  78. An-Nazi'at (Malaikat Yang Mencabut) 46 ayat
  79. 'Abasa (Bermuka Masam) 42 ayat
  80. At-Takwir (Penggulungan) 29 ayat
  81. Al-Infitar (Terbelah) 19 ayat
  82. Al-Mutaffifin (Orang-Orang Curang) 36 ayat
  83. Al-Insyiqaq (Terbelah) 25 ayat
  84. Al-Buruj (Gugusan Bintang) 22 ayat
  85. At-Tariq (Yang Datang Di Malam Hari) 17 ayat
  86. Al-A'la (Maha Tinggi) 19 ayat
  87. Al-Gasyiyah (Hari Kiamat) 26 ayat
  88. Al-Fajr (Fajar) 30 ayat
  89. Al-Balad (Negeri) 20 ayat
  90. Asy-Syams (Matahari) 15 ayat
  91. Al-Lail (Malam) 21 ayat
  92. Ad-Duha (Duha) 11 ayat
  93. Asy-Syarh (Lapang) 8 ayat
  94. At-Tin (Buah Tin) 8 ayat
  95. Al-'Alaq (Segumpal Darah) 19 ayat
  96. Al-Qadr (Kemuliaan) 5 ayat
  97. Al-Bayyinah (Bukti Nyata) 8 ayat
  98. Az-Zalzalah (Guncangan) 8 ayat
  99. Al-'Adiyat (Kuda Yang Berlari Kencang) 11 ayat
  100. Al-Qari'ah (Hari Kiamat) 11 ayat
  101. At-Takasur (Bermegah-Megahan) 8 ayat
  102. Al-'Asr (Asar) 3 ayat
  103. Al-Humazah (Pengumpat) 9 ayat
  104. Al-Fil (Gajah) 5 ayat
  105. Quraisy (Quraisy) 4 ayat
  106. Al-Ma'un (Barang Yang Berguna) 7 ayat
  107. Al-Kausar (Pemberian Yang Banyak) 3 ayat
  108. Al-Kafirun (Orang-Orang kafir) 6 ayat
  109. An-Nasr (Pertolongan) 3 ayat
  110. Al-Lahab (Api Yang Bergejolak) 5 ayat
  111. Al-Ikhlas (Ikhlas) 4 ayat
  112. Al-Falaq (Subuh) 5 ayat
  113. An-Nas (Manusia) 6 ayat

Daftar Juz dalam Al-Quran

  1. Juz ke-1
  2. Juz ke-2
  3. Juz ke-3
  4. Juz ke-4
  5. Juz ke-5
  6. Juz ke-6
  7. Juz ke-7
  8. Juz ke-8
  9. Juz ke-9
  10. Juz ke-10
  11. Juz ke-11
  12. Juz ke-12
  13. Juz ke-13
  14. Juz ke-15
  15. Juz ke-16
  16. Juz ke-17
  17. Juz ke-18
  18. Juz ke-19
  19. Juz ke-20
  20. Juz ke-21
  21. Juz ke-22
  22. Juz ke-23
  23. Juz ke-24
  24. Juz ke-25
  25. Juz ke-26
  26. Juz ke-27
  27. Juz ke-28
  28. Juz ke-29
  29. Juz ke-30
🔝